sedap malam

aku masih terjebak sedap malam
masih terjebak pada pukul sebelas lebih sepuluh
ketika kudengar suaramu yang merapatkan lengang di antara kita.

nasihat

jangan kau pakai itu gincu merah bak warna balado si emak
nanti kau dikira siap menyalak, lelaki enggan mendekat karena kau galak
juga jangan kau pakai itu celak tebal tebal,
biar nanti jangan wajahmu serupa wanita nakal
apalagi bedakmu itu, bedakmu hapus sedikit
bila retak muncullah nanti keropeng dari balik wajahmu yang serupa topeng

tapi yang paling penting, nak
jangan biarkan dunia mengubahmu serupa sampah
jangan terjerat pada yang berkilat
karena pada akhirnya yang berkilat akan berkarat atau
rengat dimakan ngengat
demikian pula yang kilat,
cepat datang cepat pula ia buat kau sekarat

pada akhirnya, nak
kau boleh berpaling untuk membanding
tapi jangan tenggelam atau ikut tergiring
jangan biarkan dunia meminangmu
jangan pula biarkan ia mencumbumu
karena kau yang paling tahu:
ia tak pernah setia.

S.O.S

aku menunggu
vonismu