kota mimpi

bila kau terbangun
dari semua yang kau rasa ilusi
lalu ke mana aku harus berlari?
aku
menunggu untuk mengerti
di sini, di kota mimpi

dinding kotaku adalah airmata
malamku adalah duka
segala yang teranyam dalamnya
adalah rasa
dan meski menyemat rasa menyengat luka
aku tetap ingin menyelimutimu di dalamnya

sayang,
serasa tak selalu serasi
bila seri digantikan nyeri
entah siapa yang tak akan kembali

lalu lagilagi aku bertanya
seandai luka adalah bunga
harus berapa banyak ia tercipta
untuk menggapai hatimu?

tuan S

hari ini kecupmu lagilagi buatku menyerah
terlalu lama kurindu namun tak mampu aku selain menunggu
hari ini aku kembali ke
peluk hangat yang enggan kuretas 
tak ingin kulepas

aku akan menghitung, lagi, hari tanpamu
aku akan menganyam doa egois untukmu agar singkat kau biarkan aku sendiri

jangan pergi
cepat kembali

seribu delapan ratus kilometer dari jakarta

hei, aku ingin bisa mengatakan aku mencintaimu
tapi lagilagi aku tak mampu
seperti yang lalu lalu hatiku ngilu dan aku membisu
aku meniti satu ragu tentang kamu
dan kurasa kamu pun begitu

sebelum semua terlanjur apakah aku harus jujur?

aku tak punya waktu main main tarik ulur
sebab aku tahu nasibku tak begitu mujur
mungkin kau akan melangkah maju,
lebih mungkin kau mundur
saat kau dapati aku terlalu dan terlanjur
saat kau tahu aku hanyalah aku

sayang, aku ingin mencintai
tapi aku tak mampu
sayang,
mampukah dirimu?

empat tahun lagi

maafkan aku ayah ibu
empat tahun lagi aku perpanjang pasporku
bukan untuk bulan madu
mungkin kelak ada sebuah buku 
lalu 
peta digital di pangkuanku
kelak aku menjelajah pergi ke mana kaki sanggup berlari
ke mana sayapsayap besi tak henti mengarung angkasa
ke mana kapalkapal senantiasa menuju untuk berlabuh

empat tahun lagi aku akan masih
memilih egois seperti hari ini
maaf
ayah ibu, kalian tahu aku tak suka terluka
bolehkah kucukupkan saja derita yang kurasa?