lidahmu menari bagai api, memelintir janji
katakatamu membumihanguskan segala
apa yang terpijak, terbakar sudah
berkali telah dan aku lelah
jangan minta aku berhenti membenci
setelah berkali kau tandai aku sebagai
persembahanmu kepada bumi,
jangan minta aku belajar mencintai
yang takkan pernah abadi
cukup satu, kau, dan tak akan lagi
aku yang telah mati ketika mencintai api
dan kau yang kemudian pergi
tak beda, kita gagal menikmat abadi.
No comments:
Post a Comment