si buruk rupa

aku tak pernah meminta kau untuk memperbaiki sayap yang patah
aku tak pernah meminta kau membawaku pergi ke negeri antah berantah
aku hanya meminta satu tempat untuk kembali
ketika aku tak mampu untuk berdiri lagi

kini setelah kau dengar sunyi yang kusimpan
apa yang akan kaulakukan, tuan?
kau bisa pergi, lari dan tak kembali
kau bisa lenyap, meninggalkan senyap yang meresap
karena yang kujaga bukan harta, sepotong hati semata

(lama aku tenggelam
bermalam dalam kelam,
menunggu alasan untuk kembali).


kiamat tak datang

dua puluh satu desember dua ribu dua belas. tak seperti keinginanku, dunia belum kiamat
belum. sebagai gantinya aku menginginkanmu untukku seorang. seharusnya kau ada untuk mengobati kecewa yang kurasakan dan sendiri yang kuterakan di tengah malam yang nyaris berlalu ini. aku ingin merasakan lagi kau meletakkan jemarimu yang pandai menari tepat di ruasruas tulang belakangku. membelahku lembut, sempurna. serupa vodka, kau memastikanku terjatuh di akhir. betapa mudahnya menginginkanmu terjatuh untukku, serupa aku yang terjatuh untukmu. aku ingin memilikimu, aku ingin melumpuhkanmu, aku ingin memakanmu bulat utuh agar tak ada yang bisa merebutmu dariku. aku ingin mengulum bola matamu agar kau tak bisa melihat dan kau boleh mengulum bibirku agar aku tak bisa bicara.

P.S jangan sentuh, aku perlahan runtuh.
tanpamu, meluruh.

egois

dengan egois aku menginginkanmu
di setiap nafas yang jatuh dan terperangkap
di setiap detak yang sewaktu akan lenyap
di setiap sentuh yang melekat

dengan egois aku menginginkanmu
seluruhnya kamu
aku menginginkanmu
di segenap agar aku lengkap

(karena sentuhanmu membuat tubuhku mengingat
yang terlupa dan tak pernah ada,
membuatku ada).