hujan bulan november

setiap hari adalah repetisi 
seperti terbangun dari mimpi tak bisa kembali
setiap hari bagai janji enggan tergenapi
lekat di lampau, hidup yang tak mumpuni

ada seratus pasti yang aku rindu
namun tak jua satu terjadi dulu
ketika segenap mereka melangkah maju
aku masih
terpaku
di tempat ini

harihari mengejar imaji 
kalut
resah
ketika segenap mereka melangkah maju
aku masih
terpaku
di tempat ini

katamu jangan terburu, nikmati waktu
tapi satu persatu serpihku luluh bagai hujan bulan november
setiap hari adalah repetisi 
seperti terbangun dari mimpi tak bisa kembali
aku hancur berkali

masih di sini

sekali lagi

lagi

oto

sejak kapan kau menjadi
pendusta yang biarkan satu demi satu cerita
berubah jadi citra yang tak bermakna
bila kau takut, berhenti
namun kau tak bisa pungkiri bahwa
kau tak bisa lari dari jerat duniawi

dusta
berapa kali lagi akan kau bukukan jadi satu cerita?

tentang apa yang kurasakan ketika menatapmu dari balik airmata

ketika katakata hanya menghimpun hampa
mereka buat sesak di dada
seakan kau sekali lagi tiada
ini kau, dirimu, tubuhmu
aku ingin meyakinkan diri bahwa
aku masih mendekap kau yang sama
namun aku tak kuasa
ketika katakata hanya menghimpun dera
maka biar airmata berbicara
meskipun bagimu siasia

ketika katakata 
rindu, cinta, rasa
kau balas dengan cela
maka, sayang, jangan tanya kenapa
aku mengunci katakata
kembali ke ruang duka
aku hanya tak ingin hati kita perlahan binasa

sayang, aku ingin mendekap
tapi sakit ini membekap
aku ingin katakan cinta
tapi kau yang tak mengerti
hanya akan memanggilku gila

di malam-malam sunyi ketika aku tak bisa terlelap hingga pagi

ini sendiri paling sepi 
yang pernah kujalani

seandainya bahagia sesederhana
kita
maka inilah bahagia terindah
yang pernah merekah

tapi 
bahagia tak hanya

kita, setia, cinta

bahagia adalah iya
yang nyatanya tak pernah 
tulus merestui kita

seandainya bahagia cukup dengan

kita, setia, cinta

airmata ini tak perlu ada
dan murka yang kutelan
pasti urung menebar luka.

sepucuk

aku ingin berkata aku kuat
tapi sakit ini kelewat
aku ingin bisa katakan 
cinta memampukan
tapi hati ini terkoyak
satu demi satu kenang berkhianat
ketika kita mencoba untuk bertahan
entah sampai kapan
sayang, 
peluk aku erat
kita tak pernah tahu kapan kiamat.

duka

karena ketika luka tidaklah cukup untuk menyatakan cinta
dan airmata terjatuh siasia
ada hati yang perlahan binasa
aku bisa jadi buta
bersamamu aku rela
aku rela pelesir neraka
bara yang sama menyala dan meluka hati
aku jadikan neraka surga
bila itu karenamu

ini aku penuh luka
tapi kau masih saja 
berkeras cintaku tiada