nanas madu

sofa tua berwarna hijau muram,
sepiring nanas madu,
sepasang kekasih
bertanya
apa yang lebih nikmat dari mencicipi
kata yang masih terkulum?

hari itu nanas madu menjelma sepotong gulagula
yang bertukar di antara
dua lidah yang dilanda asmara.

mimpi buruk 3

1
aku ingin segera pulang,
mengapa kau ambil jalan memutar?

2
aku takut dingin,
dingin dan kesendirian
di mana sarung tanganku?
bisa-bisa mereka keburu pergi mendaki,
meninggalkanku lagi.

mimpi buruk 2

kami bergerak perlahan menuju singgasana
menunduk dalam murka yang tak punya kuasa
menapaki jalan berkerikil dengan dengkul penuh luka.

kemudian setitik lendir jatuh
dua titik lendir
tiga titik lendir mencipta genangan kotor
sepasang dengkul serupa bilah-bilah tulang
merayap perlahan tanpa suara
sepasang mata tanpa cahaya memandang hampa
p e r l a h a n
merayap.

aku memandang wajahnya lekat,
bocah laki-laki duabelas tahun
dengan lidah serupa tentakel gurita
menyembul di kiri wajahnya yang berlubang besar
dan dada robek dengan gumpal organ dalam berwarna kehijauan.

aku bertanya kepada bocah di sampingnya
"takkah kau lihat adik asuhmu ini sudah mulai membusuk?"
jawabnya,
"mereka datang untuk mati, terlalu cepat pula terganti. aku tak lihat, ataupun peduli."

mimpi buruk 1

terlalu banyak kilau yang membuat silau
dan bising yang membuat risau

"bayarlah cintaku," katamu

kali ini pun aku tak sanggup.

gaduh

ini malam yang riuh, seperti yang sudahsudah semenjak kau tak lagi di sini
katakata mengerang dalam sepi yang bungkam, tenggelam dalam jeram rasa
aku bisa mendengar isak tangis kata yang tak kuasa bersuara, takkah kau dengar?

ini sungguh malam yang gaduh, tempat katakata mengaduh
dari sekian kutukan yang tak terkatakan, katakata memilih tiada dalam selimut kenangan
dalam selimut anganangan bayangan, yang rupawan namun semu
sepertimu.

sayang, ada seratus kata yang ingin kuucapkan padamu setiap malam,
di antaranya ada puluhan rindu dan kata tanya
namun aku lalu menghapus mereka tiada di dalam kepala
meski beberapa berhasil lepas hanya untuk tewas atau
bungkam dalam sepi yang riuh, sepi yang gaduh
sayang, katakata luruh,
terdengarkah?