aku, kala

aku, kala
detakku menjadi detik yang menemani tiap hela nafasmu
yang kemudian menjadi detakmu juga
aku tak bisa berhenti, maka kaukejar aku sekuat tenaga
kita mengalir bersama

aku, kala
kini kau tua renta
kaubilang aku pembawa duka
kau berhenti mengiring
sekarang tinggal aku
tergiring

aku tak bisa berhenti, sayang
juga tak kuasa membencimu
maka kukirimkan airmata dan sebuah doa
kepada keabadian, kekasih barumu

1 comment:

Anonymous said...

kepada kamu,
yang sedang sedih hatinya...

airmata dan doa yang kamu kirimkan
kupercaya sebuah ketulusan
dan sebuah pengharapan

kala seorang akan datang
mendekap, menggenggam, dan memperjuangkan
kamu...

kala itu datang
membawamu berdebar
mengukir sebuah memori

dan bersiap
untuk keabadian...


...

Post a Comment